Thursday 30 June 2016

Artikel DOA



KEUTAMAAN BERDOA

Doa secara harfiah berarti memohon, dikenal  juga dengan istilah dakwah. Sehingga doa bisa juga berarti mengajak atau mengundang agar datang. Doa dapat diartikan pula  sebagai permohonan secara langsung kepada Allah SWT, agar diberi kemudahan, kesehatan, keberkahan, dan jalan keluar dari segala kesulitan.
Sementara doa yang berarti mengundang, hadir atau mengajak dilakukan dengan cara menghadirkan arti-arti dari sifat Allah SWT yang berjumlah 99 dalam asmaul husna yang diterapkan dalam perilaku kehidupan sehari-hari. Allah SWT berfirman:
Hanya milik Allah asmaul husna, maka bermohonlah kepadaNya dengan menyebut asmaul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-namaNya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan” (Q.S. Al-Araf :180)
Sebagai seorang makhluk ciptaan-Nya, kita sangat tergantung kepada-Nya dalam segala hal dan urusan, baik urusan di dunia maupun di akhirat kelak. Kita sebagai seorang manusia memiliki banyak permohonan, rencana, cita-cita dan harapan. Guna tercapainya harapan dan cita-cita, selain berusaha dan tawakal kita sebagai seorang insan yang lemah juga tak lupa agar selalu berdoa kepada Allah SWT. Karena kita hanyalah seorang hamba, dan segala keputusan berada mutlaq di tangan-Nya, jadi berdoa adalah kunci utama.
Dalam berdoa hendaknya kita meletakkan doa di atas segalanya, bukan berarti kita menghabiskan hidup hanya dengan berdoa tanpa usaha. Maksud dari pernyataan tersebut ialah bahwa kita hendaknya meletakkan doa adalah yang utama atau dalam posisi yang pertama, baru kemudian usaha, ikhtiar, dan tawakal. Berdoa diposisikan sebelum kita berusaha, karena dalam kita menjalankan kehidupan sehari-hari diawali dengan doa. Bukankah sebelum kita makan hendaknya kita berdoa terlebih dahulu, baru kita bisa merasakan nikmatnya makanan yang disajikan. Bukankah ketika kita akan keluar rumah, kita juga hendaknya berdoa terlebih dahulu sebelum menjalankan kegiatan dan aktivitas di luar rumah.
Dalam berdoa dan memohon kepada Allah SWT hendaknya kita harus memiliki keyakinan penuh bahwa Allah akan mengabulkan permohonan kita. Kita harus percaya bahwa Allah tidak akan mengingkari janjiNya. Dan ketika Allah belum mengabulkan doa-doa kita saat ini, yakinlah bahwa Allah akan mengabulkan permohonan kita suatu saat nanti, di saat dan waktu yang tepat. Dan ketika tidak terkabul jua, berhusnuzonlah kepada Allah SWT bahwa Allah telah menyiapkan ganti yang lebih baik. Jadi, jangan mengukur kadar manusia dengan kadar Tuhan, karena Allah SWT Yang Maha Mengetahui segalanya dan hal yang menurut kita baik bagi kita belum tentu adalah baik untuk kita, dan pilihan Allah adalah pilihan yang terbaik bagi hamba-hambaNya. Allah SWT berfirman dalam surat (Al-Baqarah: 186)
“Dan apabila hamba-hambaKu bertanya tentang Aku kepadamu, maka (jawablah) bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepadaKu, maka hendaklah mereka itu memenuhi segala (perintahKu) dan hendaklah mereka beriman kepadaKu agar aku agar mereka selalu dalam kebenaran”.



KEUTAMAAN BERDOA

Doa secara harfiah berarti memohon, dikenal  juga dengan istilah dakwah. Sehingga doa bisa juga berarti mengajak atau mengundang agar datang. Doa dapat diartikan pula  sebagai permohonan secara langsung kepada Allah SWT, agar diberi kemudahan, kesehatan, keberkahan, dan jalan keluar dari segala kesulitan.
Sementara doa yang berarti mengundang, hadir atau mengajak dilakukan dengan cara menghadirkan arti-arti dari sifat Allah SWT yang berjumlah 99 dalam asmaul husna yang diterapkan dalam perilaku kehidupan sehari-hari. Allah SWT berfirman:
Hanya milik Allah asmaul husna, maka bermohonlah kepadaNya dengan menyebut asmaul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-namaNya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan” (Q.S. Al-Araf :180)
Sebagai seorang makhluk ciptaan-Nya, kita sangat tergantung kepada-Nya dalam segala hal dan urusan, baik urusan di dunia maupun di akhirat kelak. Kita sebagai seorang manusia memiliki banyak permohonan, rencana, cita-cita dan harapan. Guna tercapainya harapan dan cita-cita, selain berusaha dan tawakal kita sebagai seorang insan yang lemah juga tak lupa agar selalu berdoa kepada Allah SWT. Karena kita hanyalah seorang hamba, dan segala keputusan berada mutlaq di tangan-Nya, jadi berdoa adalah kunci utama.
Dalam berdoa hendaknya kita meletakkan doa di atas segalanya, bukan berarti kita menghabiskan hidup hanya dengan berdoa tanpa usaha. Maksud dari pernyataan tersebut ialah bahwa kita hendaknya meletakkan doa adalah yang utama atau dalam posisi yang pertama, baru kemudian usaha, ikhtiar, dan tawakal. Berdoa diposisikan sebelum kita berusaha, karena dalam kita menjalankan kehidupan sehari-hari diawali dengan doa. Bukankah sebelum kita makan hendaknya kita berdoa terlebih dahulu, baru kita bisa merasakan nikmatnya makanan yang disajikan. Bukankah ketika kita akan keluar rumah, kita juga hendaknya berdoa terlebih dahulu sebelum menjalankan kegiatan dan aktivitas di luar rumah.
Dalam berdoa dan memohon kepada Allah SWT hendaknya kita harus memiliki keyakinan penuh bahwa Allah akan mengabulkan permohonan kita. Kita harus percaya bahwa Allah tidak akan mengingkari janjiNya. Dan ketika Allah belum mengabulkan doa-doa kita saat ini, yakinlah bahwa Allah akan mengabulkan permohonan kita suatu saat nanti, di saat dan waktu yang tepat. Dan ketika tidak terkabul jua, berhusnuzonlah kepada Allah SWT bahwa Allah telah menyiapkan ganti yang lebih baik. Jadi, jangan mengukur kadar manusia dengan kadar Tuhan, karena Allah SWT Yang Maha Mengetahui segalanya dan hal yang menurut kita baik bagi kita belum tentu adalah baik untuk kita, dan pilihan Allah adalah pilihan yang terbaik bagi hamba-hambaNya. Allah SWT berfirman dalam surat (Al-Baqarah: 186)
“Dan apabila hamba-hambaKu bertanya tentang Aku kepadamu, maka (jawablah) bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepadaKu, maka hendaklah mereka itu memenuhi segala (perintahKu) dan hendaklah mereka beriman kepadaKu agar aku agar mereka selalu dalam kebenaran”.

Wednesday 29 June 2016

SISWAKU SAYANG, SISWAKU MALANG

Bagaimana akan nasib anak-anak bangsa di era sekarang ini, untuk menuju bangsa yang taat hukum, jujur, berdedikasi tinggi, cinta negeri sendiri dan memiliki akhlakul kharimah. Dibutuhkan kerjasama semua pihak, baik orangtua di rumah, guru sebagai orangtua kedua di sekolah, maupun instansi pemerintah. Dibutuhkan ketegasan dan kerjasama antara masing-masing pihak, misalnya saja sikap tegas guru dalam lingkungan sekolah juga dibutuhkan dukungan semua pihak, terutama bagi orangtua. Harus ada kesinambungan antara satu pihak dengan pihak yang lain guna mendukung proses belajar-mengajar yang kondusif.

Banyak cara yang dilakukan seorang guru dalam proses belajar-mengajar di sekolah, tidak hanya dibutuhkan kasih sayang dan kelembutan adakalanya seorang guru harus bersikap tegas. Tegas artinya kemampuan untuk melaksanakan dan menyampaikan  hal yang tepat dan di saat waktu yang tepat. Seorang guru pada saat kondisi tertentu dibutuhkan sikap tegas kepada siswa, tindakan tegas ini jika dilakukan pada hal yang tepat dan waktu yang tepat akan menimbulkan dampak baik bagi siswa itu sendiri. Bukan diartikan seorang guru telah hilang kesabaran dalam menghadapi kenakalan siswa, akan tetapi sikap tegas ini dimaksudkan untuk kebaikan siswa itu sendiri. Dalam agama juga disampaikan cara-cara mendidik seorang anak, misalnya saja ketika anak sudah berusia 10 tahun akan tetapi tidak dapat dinasehati dalam bab ibadah maka orangtua boleh memukulnya, akan tetapi sebelum itu orangtua harus memberikan pengertian dan teguran terlebih dahulu. Seorang guru yang baik hal pertama yang dilakukan ialah memberi arahan dan menegur dengan penuh kelembutan dan kasih sayang terhadap anak didiknya, kemudian jika seorang siswa masih sulit untuk dinasehati seorang guru diharuskan bersikap tegas.  Jadi, ketegasan seorang guru kepada seorang siswa bukan karena seorang guru membenci atau menaruh perasaan tak suka terhadap seorang anak didiknya, akan tetapi adalah bentuk kasih sayang dan cinta seorang guru guna membimbing ke arah yang lebih baik.


Ketika seorang guru sudah melaksanakan tugasnya sebagai seorang guru, tugas orangtua adalah mendukung apa yang dilakukan oleh seorang guru di sekolah. Ketegasan orangtua di sekolah tanpa diimbangi oleh dukungan orangtua di rumah, justru akan menimbulkan ketimpangan. Di mana ketika seorang guru bersikap tegas terhadap seorang siswa akan tetapi orangtua justru tidak terima dengan tindakan tegas seorang guru, bagaimana akan tercipta anak yang disiplin, jujur, nasionalis, cerdas, dan berakhlakul karimah. Orangtua harus memiliki rasa percaya kepada seorang guru, bahwa seorang pendidik tidak akan menyakiti siswanya, karena seorang pendidik hanya menginginkan yang terbaik untuk anak didikya. Orangtua jangan terlalu berpikir picik dan manja, di mana menjadikan HAM sebagai senjatanya, dakwaan penganiayaan sebagai landasannya. Jadi ketegasan seorang guru di sekolah akan berjalan dengan lancar jika tidak dibarengi dengan dukungan orangtua di rumah.

Seorang guru dalam mendidik seorang siswa memiliki batasan-batasan, sebagaimana orangtua mendidik seorang anak di rumah. Maksudnya, ketegasan seorang guru dalam bersikap juga memiliki batasan-batasan. Orangtua boleh menyalahkan seorang guru ketika anaknya menjadi korban ketegasan seorang guru, karena seorang guru tega membunuh muridnya karena tidak mengerjakan sebuah PR dan membuat gagar otak muridnya karena datang terlambat. Jika seorang guru atau pendidik melakukan hal tersebut, mungkin sudah sewajarnya sebagai orangtua dan manusia harus bertindak tegas pula, dengan mengadukan hal tersebut ke pihak yang berwenang dengan pengaduan pelanggaran HAM. Tetapi jika masih dalam batas-batas wajar, justru hal yang aneh dan tabu jika orangtua hingga menuntut hingga ke meja hijau. Jadi, jika guru sudah bersikap tegas dengan ketegasan yang masuk akal, justru akan tabu jika orangtua justru menjerumuskan seorang guru dengan tuduhan melanggar HAM. Siswaku sayang dan siswaku malang adalah perumpamaan yang tepat menggamarkan hal di atas.

Tuesday 28 June 2016

PUISI ( KASIH TAK SAMPAI)



Kasih  tak sampai

Bunga berguguran di atas tangkai-tangkai ikal
Kuncup mekar oleh teriknya harapan
Indah kabut selimuti bayang
Kau raja, dan aku pengembara cinta
Kuhitung belain angin
Penghibur peliknya rasa
Mencoba membelai melambai-lambai
Hilangkan harap-harap kepedihan
Kau raja, dan aku pengemis cinta
Biarlah raja tetap dalam tahtanya
Pengemis biarlah gembel meronta
Kasihku tak sampai jua,

PUISI (Jawabmu Dalam Tanya)



Jawabmu dalam Tanya,18.06.2016.20:25

Seakan bintang berguguran
Runtuh menyergap gempita malam
Mendengar jawabmu dalam sapaku
Rinduku pupus diterpa deretan kesunyian
Kuhitung berapa banyak bintang
Dan bunga jatuh di atas gersangnya tanah lapang
Rentetan angin, dan gemuruh topan
Samar kudengar
Jawabmu
Jawabmu
Jawabmu…
Penuhi pilunya malam

PUISI (Kematian)



Esok Hari

Hari ini kusapa mentari
Kusiram bunga pekarangan
Esok hari,
Bunga layu hiasi pelataran
Bunga-bunga disiram
Bertaburan dalam gundukkan tanah
Aku diam
Tubuhku dingin
Tiada selimut dan guling
Petikkan bunga mawar
Dan bunga baru kembang
Pengganti selimut malam
Wangi-wangian kembang
Penuhi pelataran
Dan udara malam
Dingin…
Sesak dalam himpitan tanah lapang
Dingin…
Dalam tumpukkan kembang