Monday 17 April 2017

Dilema TEMBAKAU



Assalamualaikum sob, bagaimana kabar hari ini? Semoga selalu sehat dan dalam perlindungan-Nya.  Postingkan kali ini saya akan membahas  mengenai apa ya? Emb. . .yap, saya akan membahas mengenai “Dilema Rokok”. Basi??? Oh no no. . .saya akan melanjutkan bahasan yang kemarin.

Jika berbicara mengenai tembakau, maka akan terlintas bayangan rokok di benak kita. Iya, di mana tembakau akan diolah menjadi bungkusan-bungkusan rokok yang memikat. Entah hingga berapa kali saya selalu bertanya kepada para perokok, apa enaknya rokok dan bagaimana rasa rokok??maniskah?asamkah?hehe, dan masih misteri hingga sekarang.
Bungkusan-bungkusan tembakau ini selalu menimbulkan banyak dilema. Loh kok bisa??Selain rasanya yang hingga saat ini belum terpecahkan, rokok ini sebagai primadona yang menyimpan banyak manfaat dan bahaya di dalamnya.  Manfaat, bahaya?kok bisa??? Yang pertama saya akan membahas mengenai bahaya dalam rokok, mungkin kita sampai hafal di luar kepala bahwa rokok ini dapat menimbulkan gangguan kesehatan seperti kanker, paru-paru, hipotensi, dan gangguan kehamilan. Xixi, itu yang biasa tertulis di bungkus rokok. Hehe. Nikotin dan tar yang terdapat dalam daun tembakau ini dapat menimbulkan ketergantungan bagi siapa yang sampai coba-coba dengannya.ahihi, hayo bro. . .jangan sampai anda terlena dan bermain icip-icip ya sama si “R” satu ini. Dan bahaya si “R” satu ini bukan hanya untuk si perokok saja, kita juga dapat terkena imbas dari si perokok aktif ini atau istilahnya kita disebut sebagai perokok pasif. So, hati-hati saja ya sob. Eh jangan pernah terlintas di benak anda ya para perokok pasif untuk berrputus asa dan ikut-ikutan menjadi perokok aktif juga. Hehe
Selain bahaya di atas, kita juga tidak dapat mengelak bahwa berapa orang saja yang mendapatkan manfaat dari si “R” ini.  Mulai dari petani tembakau yang menanam dan merawat tembakau hingga layak petik, pedagang tembakau yang menyalurkan tembakau hingga ke perusahaan-perusahaan rokok, dan para pekerja pabrik yang mengabdikan dirinya untuk rokok. Ups, maksudnya adalah mereka yang mengantungkan hidupnya dari rokok tersebut. Jangan angap remeh, dibalik bahaya yang mengancam ini ada ratusan ribu manusia yang mendapatkan keberkahan dari si “R” ini. Dan hal inilah yang menimbulkan dilema, mau pilih mana hayo, mau sehat bebas rokok atau tutup saja pabrik-pabrik rokok itu? Dan . . .ternyata oh ternyata, tidak semudah membalikkan telapak tangan kita sendiri. Mungkin ini adalah pekerjaan rumah bagi pemerintah dan kita semua, bagaimana caranya agar rokok tidak lagi menjadi primadona yang menggiurkan akan tetapi tidak membuat kelaparan semua pihak yang terlibat di dalamnya.
Saya salut dengan kerja pemerintah selama ini, yang sudah mati-matian memikirkan bagaima caranya untuk menciptakan Indonesia yang lebih sehat salah satunya adalah dengan mengurangi dampak rokok. Untuk meningkatkan kesadaran bahaya rokok kepada masyarakat luas, pemerintah mewajibkan setiap bungkus rokok agar mencantumkan bahaya apa saja yang berada di dalamnya. Akan tetapi hal tersebut tidak memberikan efek jera dan pengaruh yang banyak bagi para perokok. Kemudian pemerintah mengupayakan kembali bagaimana caranya agar dapat menekan peredaran rokok, yaitu dengan memasang gambar-gambar yang agak serem dan menakutkan dalam bungkus rokok. Alhasil masih sama saja, rokok masih beredar luas dan siapa saja menikmati daun tembakau ini. Dan wacana baru-baru ini pemerintah akan menaikkan harga rokok menjadi 50 ribu rupiah. WOOOWW, harga rokok lebih mahal daripada harga sekilo ayam daging sob. Xixi. Eits,,jangan banyak komentar dulu ya sama pemerintah atau ibu bapak menteri. Asal kalian tahu, mereka itu sudah berpikir mati-matian sob buat wacana seperti itu.okeJ
Kenapa jika pemerintah mulai resah dengan bahaya rokok, dan menganggap bahwa rokok adalah kejahatan yang memanglah kejam mengancam jiwa-jiwa manusia di bumi. Kenapa tidak tutup saja??ooo. . .gak lah, it’s  not impossible. Why? Iya lah akan ditaruh di mana ratusan anak manusia itu sob.hihi, its simple reason..karena pemerintah belum mampu menampung semua pekerja ke dalam lapangan pekerjaan baru. Mereka juga sudah memikirkannya juga, mana tega mereka menutup perusahaan rokok sedangkan mereka belum memiliki solusi terbaik. Akan tetapi jika harga rokok akan benar-benar naik menjadi 50 ribu rupiah, ralat ralat. . .pajak untuk rokok maksudnya akan menjadi harga 50 ribu rupiah. So, Indonesia bebas rokok insyaallah kemungkinannya akan lebih besar begitupula dengan para pekerja dan pihak-pihak yang terkait dengan rokok persenan untuk tersungkur akan jauh lebih besar.
Tidak dapat dielak pula oleh kita semua, berapa banyak dan berapa persen pajak rokok menyumbang untuk negara? Saya rasa bukan angka yang sedikit pajak yang didapatkan dari pajak rokok ini. Dalam tulisan saya ini bukan berarti saya menyuarakan untuk hiduplah rokok dan jayalah rokok ya? Saya setuju jika rokok berbahaya bagi keselamatan manusia, entah bagi perokok aktif maupun perokok pasif. Akan tetapi, saya tidak setuju jika pemerintah berusaha menekan rokok dengan cara-cara yang kurang bijak dan bahkan terkesan sembrono. Saya rasa sudah tepat rasanya wacana pemerintah untuk manaikkan harga rokok, akan tetapi perlu diingat tak semudah membalikkan telapak tangan kita sendiri. Sebaiknya wacana tersebut perlu di pikirkan kembali, apakah dengan langsung menaikkan harga rokok menjadi 50 ribu rupiah adalah tindakan yang paling tepat untuk saat ini dan untuk waktu yang akan datang? Jangan sampai menyelesaikan masalah dengan memunculkan masalah baru, atau menyelesaikan masalah tanpa solusi. Ok. Terimakasih telah membacanya, silahkan menulis pendapat atau tanggapan anda di komentar. Assalamualaikum. Bye.


No comments: