Assalamualaikum sob, bagaimana kabar
hari ini? Semoga selalu sehat dan dalam perlindungan-Nya. Postingkan kali ini saya akan membahas mengenai apa ya? Emb. . .yap, saya akan
membahas mengenai “Dilema Rokok”. Basi??? Oh no no. . .saya akan melanjutkan bahasan
yang kemarin.
Jika berbicara mengenai tembakau, maka
akan terlintas bayangan rokok di benak kita. Iya, di mana tembakau akan diolah
menjadi bungkusan-bungkusan rokok yang memikat. Entah hingga berapa kali saya
selalu bertanya kepada para perokok, apa enaknya rokok dan bagaimana rasa
rokok??maniskah?asamkah?hehe, dan masih misteri hingga sekarang.
Bungkusan-bungkusan tembakau ini selalu
menimbulkan banyak dilema. Loh kok bisa??Selain rasanya yang hingga saat ini
belum terpecahkan, rokok ini sebagai primadona yang menyimpan banyak manfaat
dan bahaya di dalamnya. Manfaat,
bahaya?kok bisa??? Yang pertama saya akan membahas mengenai bahaya dalam rokok,
mungkin kita sampai hafal di luar kepala bahwa rokok ini dapat menimbulkan
gangguan kesehatan seperti kanker, paru-paru, hipotensi, dan gangguan
kehamilan. Xixi, itu yang biasa tertulis di bungkus rokok. Hehe. Nikotin dan
tar yang terdapat dalam daun tembakau ini dapat menimbulkan ketergantungan bagi
siapa yang sampai coba-coba dengannya.ahihi, hayo bro. . .jangan sampai anda
terlena dan bermain icip-icip ya sama si “R” satu ini. Dan bahaya si “R” satu
ini bukan hanya untuk si perokok saja, kita juga dapat terkena imbas dari si
perokok aktif ini atau istilahnya kita disebut sebagai perokok pasif. So,
hati-hati saja ya sob. Eh jangan pernah terlintas di benak anda ya para perokok
pasif untuk berrputus asa dan ikut-ikutan menjadi perokok aktif juga. Hehe
Selain bahaya di atas, kita juga tidak
dapat mengelak bahwa berapa orang saja yang mendapatkan manfaat dari si “R”
ini. Mulai dari petani tembakau yang
menanam dan merawat tembakau hingga layak petik, pedagang tembakau yang
menyalurkan tembakau hingga ke perusahaan-perusahaan rokok, dan para pekerja
pabrik yang mengabdikan dirinya untuk rokok. Ups, maksudnya adalah mereka yang
mengantungkan hidupnya dari rokok tersebut. Jangan angap remeh, dibalik bahaya
yang mengancam ini ada ratusan ribu manusia yang mendapatkan keberkahan dari si
“R” ini. Dan hal inilah yang menimbulkan dilema, mau pilih mana hayo, mau sehat
bebas rokok atau tutup saja pabrik-pabrik rokok itu? Dan . . .ternyata oh
ternyata, tidak semudah membalikkan telapak tangan kita sendiri. Mungkin ini
adalah pekerjaan rumah bagi pemerintah dan kita semua, bagaimana caranya agar
rokok tidak lagi menjadi primadona yang menggiurkan akan tetapi tidak membuat
kelaparan semua pihak yang terlibat di dalamnya.
Saya salut dengan kerja pemerintah
selama ini, yang sudah mati-matian memikirkan bagaima caranya untuk menciptakan
Indonesia yang lebih sehat salah satunya adalah dengan mengurangi dampak rokok.
Untuk meningkatkan kesadaran bahaya rokok kepada masyarakat luas, pemerintah
mewajibkan setiap bungkus rokok agar mencantumkan bahaya apa saja yang berada
di dalamnya. Akan tetapi hal tersebut tidak memberikan efek jera dan pengaruh
yang banyak bagi para perokok. Kemudian pemerintah mengupayakan kembali
bagaimana caranya agar dapat menekan peredaran rokok, yaitu dengan memasang
gambar-gambar yang agak serem dan menakutkan dalam bungkus rokok. Alhasil masih
sama saja, rokok masih beredar luas dan siapa saja menikmati daun tembakau ini.
Dan wacana baru-baru ini pemerintah akan menaikkan harga rokok menjadi 50 ribu
rupiah. WOOOWW, harga rokok lebih mahal daripada harga sekilo ayam daging sob.
Xixi. Eits,,jangan banyak komentar dulu ya sama pemerintah atau ibu bapak
menteri. Asal kalian tahu, mereka itu sudah berpikir mati-matian sob buat
wacana seperti itu.okeJ
Kenapa jika pemerintah mulai resah
dengan bahaya rokok, dan menganggap bahwa rokok adalah kejahatan yang memanglah
kejam mengancam jiwa-jiwa manusia di bumi. Kenapa tidak tutup saja??ooo. . .gak
lah, it’s not impossible. Why? Iya lah
akan ditaruh di mana ratusan anak manusia itu sob.hihi, its simple
reason..karena pemerintah belum mampu menampung semua pekerja ke dalam lapangan
pekerjaan baru. Mereka juga sudah memikirkannya juga, mana tega mereka menutup
perusahaan rokok sedangkan mereka belum memiliki solusi terbaik. Akan tetapi
jika harga rokok akan benar-benar naik menjadi 50 ribu rupiah, ralat ralat. . .pajak
untuk rokok maksudnya akan menjadi harga 50 ribu rupiah. So, Indonesia bebas
rokok insyaallah kemungkinannya akan lebih besar begitupula dengan para pekerja
dan pihak-pihak yang terkait dengan rokok persenan untuk tersungkur akan jauh
lebih besar.
Tidak dapat dielak pula oleh kita semua,
berapa banyak dan berapa persen pajak rokok menyumbang untuk negara? Saya rasa
bukan angka yang sedikit pajak yang didapatkan dari pajak rokok ini. Dalam
tulisan saya ini bukan berarti saya menyuarakan untuk hiduplah rokok dan
jayalah rokok ya? Saya setuju jika rokok berbahaya bagi keselamatan manusia,
entah bagi perokok aktif maupun perokok pasif. Akan tetapi, saya tidak setuju
jika pemerintah berusaha menekan rokok dengan cara-cara yang kurang bijak dan
bahkan terkesan sembrono. Saya rasa sudah tepat rasanya wacana pemerintah untuk
manaikkan harga rokok, akan tetapi perlu diingat tak semudah membalikkan
telapak tangan kita sendiri. Sebaiknya wacana tersebut perlu di pikirkan
kembali, apakah dengan langsung menaikkan harga rokok menjadi 50 ribu rupiah
adalah tindakan yang paling tepat untuk saat ini dan untuk waktu yang akan
datang? Jangan sampai menyelesaikan masalah dengan memunculkan masalah baru,
atau menyelesaikan masalah tanpa solusi. Ok. Terimakasih telah membacanya,
silahkan menulis pendapat atau tanggapan anda di komentar. Assalamualaikum.
Bye.
No comments:
Post a Comment